Minggu, 23 Maret 2014

Buku Zoologi Invertebrata

“Taksonomi, Sistematika, dan Klasifikasi Mahluk Hidup”

            Klasifikasi adalah pengelompokkan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam jaringan tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan lingkungannya (hirarhinya) yaitu dimulai dari tingkatan yang lebih kecil hingga ketingkat yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan mahluk hidup kedalam golongan tersebut disebut taksonomi atau sistematik (Sulistyarini, 2009).
            Taksonomi atau sering disebut juga sistematika yang mencakup klasifikasi dan nomenklatur. Klasifikasi adalah penyusunan jenis-jenis hewan menjadi kelompok-kelompok besar dan kecil dalam suatu aturan, sedangkan nomenklatur meliputi tata cara pemberian nama jenis hewan atau kelompok hewan yang akan disusun dalam klasifikasinya. (Suwignyo.2005).
            Berdasarkan sejarah, pada awalnya tahun 1758 Linates mencatat ada 4.236 hewan, tahun 1858 Agossis dan Bron mencatat 129.370 jenis hewan, dan pada tahun 1911 Pratt mencatat 522.400 jenis. Jumlah spesies yang terindefikasi terus meningkat dari tahun ketahun, dan saat ini tercatat lebih dari satu juta spesies hewan, bahkan mungkin lebih dari dua juta spesies hewan karena setiap waktu ada penemuan spesies baru (Suwignyo.2005).
            Hukum atau aturan yang memisah-misahakan berbagai hewan dan mahluk hidup lainnya kedalam kelompok besar dan kelompok kecil, secara irrulah disebut taksonomi yang berasal dari kata “toxis” berarti susunan dan “nomos” berarti hukum atau aturan (Suwignyo.2005).
            Defenisi taksonomi adalah ilmu untuk menggolong-golongkan mahluk hidup. Mendefinisikan taksonomi sebagai suatu kajian teoritik tentang penggolongan termasuk di dalamnya darsar-dasar, prinsip, cara kerja dan aturan yang berlaku smementara (Evans.1984) mengatakan bahwa taksonomi juga mencakup penemuan pola-pola yang ada di dalam suatu keanekaragaman.
            Siatemmatika di defenisikan sebagai kajian keilmuan dan jenis-jenis keragaman mahluk hidup dan sebagian atau semua hubungan yang terjadi di antara mereka (Simpson 1961). Pada perkembangannya kata taksonomi dan sistemmatika dering digunakan sebagai pedoman, dengan pengertian yang sama, klasifikasi di definisikan sebagai cara atau kerangka kerja yang di gunakan untuk menemukan pola-pola tertentu dalam suatu keanekaragaman. Kata klasifikasi terkadang dimana di sama artikan dengan kata identifikasi yang di definisikan sebagai kegiatan untuk mengenali spesies atau jenis mahluk hidup (Simpson 1961).
             Sebagai salah satu cabang ilmu hayati (biologi) taksonomi dan sistematika dianggap mempunyai peran penting terutama sebagai alat pengenal spesies mahluk hidup. Oleh karena itu, taksonomi dan sistematika tidak dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan peran ilmu lain. Misalnya Morfologi, Anatomi, Genetika, Ekologi, dan Fisiologi (Evans.1984).
            Taksonomi dan sistematika juga dikaitkan dengan perjalanan hidup atau seperti suatu jenis mahluk hidup (lazim disebut sebagai filagoni). Termaksud hubungannya dengan faktor-faktor diluar tubuhnya (evans.1984). Modceras (1979), merinci beberapa pertanyaan yang mungkin mengikuti penemuan spesies baru yaitu
a)      Dimana letak tetuanya ?
b)      Bagaimana hubungan tetuan mahluk tersebut dengan spesies yang lain (misalnya kedalam genetik) ?.

Urusan Mackuras secara tidak langsung menjelaskan bahwa sesuatu jenis mahluk hidup selalu terkait dengan faktor-faktor abiotik dan biotik disekitarnya. Arrnett dan Jacques (1985). Kemudian juga mengatakan bahwa variasi genetik pada perkembangan suatu jenis mahluk hidup dapat dipengaruhi oleh faktor genetik di mahluk hidup (internal) dan lingkungan (eksternal) yang saling berkaitan. Hal-hal tersebut yang kemudian membentuk sebuah keanekaragaman didalam keseragaman.salah satu mahluk hidup, misalnya dengan tubuhnya. Variasi spesies berdasarkan daerah penyebaran dan sebagainya. Tidak ada dua individu, ketika dalam satu spesies yang sama persis. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor makanan, suhu, cahaya, kelembaban, dan faktor-faktor eksternal lainnya (sinnat et.al.1958).
A.    Tata Nama
Tata nama merupakan cara pemberian nama ilmiah mahluk hidup menurut kode tata nama
1.      Binomial Nomeclatur
Bionomial nomenclatur atau tata nama binomial adalah suatu aturan pemberian nama spesies. Tata nama Binomial (binomial berarti nama) merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (mahlik hidup) yang terdiri dari dua kata dan sistem taksonomi dengan mengambil nama genus dan spesies, nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa latin atau bahasa lain yang dilahirkan. Aturan ini pada awalnya ditetapkan untuk fungi tumbuhan dan hewan penyusunnya (caralus lunacus). Namun demikian, ditetapkan untuk bakteri juga, sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah nama ilmiah (scientify name).
Penemuan organisme pada saat ini diatur dalam peraturan Indonesia bagi tanaman Botani (ICBN), bagi tumbuhan beberapa alga, fungi, dan lumut. Bagi hewan dan fosil hewan dan peraturan taksomanual bagi tatanama zoologi (ICZN) (ICNP). Aturan penamaan biologi khususnya tumbuhan tidak perlu mengikuti aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya. Peraturan internasional bagi tanaman budidaya (ICNZP). Contohnya,
Padi      : Oryza sativa
Jagung  : Zea mays
Kucing  : Felix domestico
Macan   : Felis tigris
2.      Aturan Penamaaan Binomial Nomenklatur
Perhatikan bahwa nama mahluk hidup terdiri atas dua kata dengan pokok peraturan sebagai berkut:
a)      Kata pertama menunjukkan tingkat genus dan kata kedua menunjukkan tingkat spesies
b)      Nama tingkat genus ditulis dengan huruf awal kapital, dan nama tingkat tingkat spesie ditulis dengan huruf awal huruf kecil.
c)      Jika ditulis dengan huruf tegak kedua kata harus digaris bawah, misalnya Oryza sativa atau ditulis miring.
d)     Apabila nama terdiri atas lebih dari dua kata maka kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.

B.     Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi mahluk hidup adalah pengelompokkan mahluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan kedalam satu kelompok dan bila didalam pengelompokkan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi kekelompok lainnya yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh lagi kelompok-kelompok mahluk hidup dengan jenjang berbeda.
Linaccus memperkenalkan hirarki (tingkat) takson untuk mengelompokkan mahluk hidup, (hirarki) takson itu berturut-turut dari tingkat tinggi (umum) hingga rendah (spesifik) adalah
Kingdom               : Kerajaaan
Phylum/Divisio     :
Class                      : Kelas
Ordo                      : Bangsa
Family                   : Suku
Genus                    : Marga
Spesies                  : Jenis

C.    Sistem Klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang diguakan sistem klasifikasi mahluk hidup dibedakan menjadi tiga yaitu sistem buatan, sistem alami, dan sistem filgenik
a)      Sistem Buatan
Mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtiar dunia mahluk hidup, klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Corales Linaccus (1707-1778), dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat, dan bentuk serta ukurannya.
b)      Sistem Alam
Mengutamakan sistem alami yang menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami artinya suatu penggolongan atau pengelompokkan yang didasarkan pada ciri morfologi/bentuk tubuh alami sehingga terbentuknya takson-takson alami.
c)      Sistem Filagenik
Didasarkan pada jauh dekatnya beberapa kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya, sekaligus mencerminkan perkembangan mahluk hidup filagenik, yang diperkenalkan oleh Charles Darwin (1859), maka dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson, semakin sedikit persamaan maka semakin besar perbedaan nya berarti makin jauh hubungan kekerabatannya.

D.    Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Pada tahun 1968 Robert.H.Whittaker merupakan salah seorang ahli yang mengelompokkan mahluk hidup jadi 5 kingdom, yaitu monera, protisita, fungi, plantae, serta animalia. Pengelompookan ini menurut pada susunan sel, langkah mahluk hidup menvukupi makanannya serta tingkatan mahluk hidup.
Tetapi sistem ini diubah dengan dipecahnya kingdom monera jadi kingdom aubacteria serta archaebacteria oleh Corl Woere, sehingga menjadi sistem klasifikasi 6 kingdom.
a)      Kingdom Eubacteria
Beberapa mahluk hidup di kingdom ini bersel tunggal (unisekuker). Mahluk hidup yang dimasukkan kedalam kingdom eubacteria mempunyai sel prokariotik. Eubacteria juga dikenal dengan arti bakteri.
b)      Kingdom Archaebacteria
Pada 1977 seorang mikrobiologi bernama Corl Woere serta peneliti lain dari University of Illmos mendapatkan satu grup bakteri yang mempunyai ciri unik, serta tidak sama dari bagian kingdom monera yang lain. Archaebacteria sendiri lebih mendekati mahluk hidup eukariotan jika dibanding bakteri lain yang disebut prokariota. Archaebacteria biasanya tidak di lingkungan yang lebih ekstrim.
c)      Kingdom Protista
Mahluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan ini mempunyai sel uekariotik, Protista mempunyai tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel, namun tak berdiferensiasi. Protista biasanya mempunyai karakter pada hewan beserta tumbuhan, yang terdiri atas protista mirip tumbuhan (ganggang), protista mirip jamur, serta protista mirip hewan (protozoa). Protozoa memiliki klasifikasi menurut sistem alat geraknya yakni flagellata/mastigophora, ciliata/Infunisiora (paramecium), Rhizopoda/sarcodina (amoeba) dan sporozoa (plasmodium).
d)     Kingdom Fungi
Fungi mempunyai sel eukariotik, fungi tidak dapat menciptakan makanannya sendiri (heterotrof) tetapi menyerap zat organik dari lingkungannya hingga hidupnya berbentuk parasit serta saprofit. Kingdom ini terdiri dari seluruh jamur, jamur berduri (myxomycota), jamur air (oomycota).
e)      Kingdom Plantae
Tumbuhan terdiri atas tumbuhan lumut (bryophyta), tumbuhan Paku (pterydophyta), tumbuhan berbiji terbuka (gynospermae), serta tumbuhan berbiji tertutup (ongyospermae).
f)       Kingdom Animalia
Hewan mempunyai eukariotik terdiri atas banyak sel yang sudah berdeferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak mampu menciptakan makanannya sendiri (heterotrof). Yang termasuk kingdom animalia adalah seluruh hewan yaitu hewan tak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) serta hewan bertulang belakang (vertebrata).

E.     Asas Klasifikasi
Klasifikasi menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal yang mirip satu sama lain, sementara hal itu tampaknya sederhana dalam praktekbya dapat amat sulit.
Pertama-tama menentukan macam-macam persamaan apa saja yang terpenting unutk tujuan kita. Salah satu pola klasifikasi yang pertama ialah menempatkan semua bentuk hewan yang hidup habtatnya sama dalam satu kategori (kimball. 1983).















PHYLUM PROTOZOA



PHYLUM PROTOZOA

A.    Karakteristik Umum
Protozoa berasal dari kata “protos” artinya pertama dan “zoon” artinya binatang. Protozoa merupakan mikroorganisme (micros artinya kecil dan organisme artinya mahluk hidup). Besarnya antara 3-100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/basah, bila keadaan jadi kering maka protozoa akan membut cysta (kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup, alat-alat itu misalnya inti (nukleus), butir inti (nucleolus), rongga (vakuola), dan mitokondria.
Pada umumnya protozoa bersel satu tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi ada beberapa spesies secara vegetatif berkonjugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya sesuai dengan sifat sel binatang. Umumnya protozoa berdingding selaput plasma tipis, bentuk tubuh protozoa ada yang selalu  berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau tidak dengan suatu flagel atau cilia.
Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulit/kerangka luar terbentuk dari kapur/kersik. Hal ini diketahui dari fosil-fosil yang terdapat dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium ± 600 juta tahun yang lalu. Spesies yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan fosil-fosil ketika penngeboran tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakan bakteri/mikroorganisme lain sisa organisma. Di prairan umumnya zooplankton.
Protozoa berarti hewan-hewan yang pertama, protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaanya, kebanyakan protozoa hanya dapat dilihat dibawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Senya berflagella dan merupakan sel tunggal  yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Pada beberapa protozoa didalam nukleus terdapat satu atau beberapa granula yang disebut nukleus. Jumlah nukleus ini ada yang satu atau lebih dari satu. Bagian dalam dari sitoplasma disebut endoplasma. Didalam endoplasma ini terdapat nukleus, vakuola makanan, mitokondria, dan bagian luar dari sitoplasma yang membungkus endoplasma disebut ektoplasma.
Pada beberapa jenis protozoa didaam sitoplasma terdapat vakuola berdenyut yang berfungsi unutk tekanan osmotik sel. Pada bentuk vegetatifnya terdapat selaput tipis semipermiabel yang membungkus seluruh sel  yang disebut membran plasmaekresi dan mengatur konsentrasi (kadar) zat didalam sitolasma.
Umumnya tidak memiliki dinding sel yang kuat, tetapi ada juga beberapa jenis yang sudah mampu menyusun cangkang (kerangka luar) yang terbentuk dari kapur atau kersik. Fosil-fosilnya ditemukan pada lapisan batuan dari zaman kambrium 600 juta tahun yang lalu dan banyak dijumpai orang ketika mengebor tanah untuk mencari sumber minyak bumi.

B.     Ciri Umum Protozoa
Protozoa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Protozoa tidak mempunyai dinding sel
2.      Termasuk golongan hewan bersel satu
3.      Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
4.      Memiliki alat gerak yaitu berupa pseudopodia (kaki semu), Flagel (bulu cambuk), dan cilia (bulu getar)
5.      Hidup bebas saprofit atau parasit
6.      Eukariotik atau memmiliki membran nukleus/berinti sejati.
7.      Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
8.      Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
9.      Organisme mikroskopis yang eukariotik.

C.    Klasifikasi Protozoa
1.      Kelas Rhizopoda/sarcodina
(Rhiza = akar, pous = kaki, sarcode = gumpalan, sarx = daging). Protoplasma rhizopoda dapat menjadi kaki semu (pseudopodia) untuk bergerak dengan pergerakan amoebid. Hidup di air tawar, di laut dan parasit pada organisme lain/manusia. Berkembangbiak secara vegetatif dengan cara membelah diri.
Hidup ditempat basah/berair. Tubuh terdir atas kulit luar (ektolasma), selaput luar (plasmolemma), bagian dalam disebut endoplasma yang padanya terdapat inti, rongga makanan, rongga berdenyut, bagian plasmagel, bagian plasmasol, dan butiran-butiran lemak. Rongga berdenyut berfungsi sebagai alat cairan supaya  nilai osmosis isi sel terpelihara (gel berkadar air rendah, sol berkadar air tinggi). Bila dari Amoeba diambil intinya, akan segera mati. Tetapi bila diambil protoplasmamnya akan membentuk protoplasma baru. Amoeba memakan bakteri , alga bersel satu dan mahluk hidup yang bersel satu lainnya. Makanan dicerna dirongga makanan, sisanya ditinggalkan. Berkembangbiak secara vegetatif membelah diri didahului dengan pembelahan intinya. Amoeba mengambil oksigen untuk pernafasan dan mengeluarkan karbondioksida melalui selaput plasmanya.
Berdasarkan cara hidupnya Amoeba dibedakan
a)      Hidup dilaut tubuh organisme lain/manusia disebut Ecto Amoeba (Ectomoeba). Contohnya Amoeba proteus
b)      Hidup didalam tubuh organisme lain/manusia disebut Ento Amoeba (Entomoeba). Contohnya Entamoeba dysenteries, Entamoeba histolicha, di usus halus dan Entamoeba coli penghuni usus besar.

Contoh lain dari kelas rhizopoda adalah
a)      Ascella vulgaris, rangka luar dari kitin, terdapat diair tawar
b)      Dyfflugia corana, rangka luar mengandung pasir, terdapat diair tawar
c)      Foramifera, (Globerina bulloides) rangka luar dengan zat kapur dengan celah-celah tempat keluarnya benang-benang protoplasma sebagai kaki semu (pseudopodia), rangka yang telah kosong mengendap didasar laut merupakan tanah globerina. Fosil-fosil Foramifera berguna sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi.
d)     Heliozoa (Achtriphrys sol) rangka luar dari kersik, celah-celah teratur tempat keluarnya pseudopodia, hidup di air tawar.
e)      Radiolaria (Lichnaspis giltochii) rangka luar dari kersik, bercelah-celah tempat keluarnya pseudopodia, rangka luar yang telah kosong dan mengendap merupakan hewan radiolaria yang dimanfaatkan sebagai alat penggosok.
 






2.      Kelas Flagellata/mastigophora
Bentuk tubuh tetap berupa rangka luar, tubuhnya dikelilingi oleh suatu selaput  yang fleksibel yang disebut pellicle, disebelah luarnya terdapat selaput plasma. Alat gerak berupa bulu cambuk, hidup di air tawar, laut, atau parasit pada organisme lain/manusia, pembiakan secara vegetatif dengan membelah diri. Bentuk umu yang dipelajari adalah Euglena tubunhya dampak/timpul dibagian depan dan runcing dibagian belakang. Didalam protoplasma terdapat nukleus, Choloroplast dengan pyneroid dan dibagian depan terdapat bintik mata yang berwarna merah, serta rongga berdenyut. Bintik mata berfungsi untuk mengarahkan organisme kearah cahaya yang intensitasnya sedang. Pada keadaan yang tidak menguntungkan Euglena dapat membentuk kista. Dekat ujung arteiror sebelah bawah terdapat mulut sel (cytostome) yang diteruskan kedalam gullet cell (cytopharynk). Cytopharyax membesar dibagian dasarnya  membentuk sebuah gelembung yang isebut reservair.
Contoh-contoh spesies dari kelas flagellata diantaranya:
a)      Euglena viridis dan Asteria sp Bila Euglena viridis (berwarna hijau) dipelihara dan diberi streptanysin, warna hijau akan hilang. Keduanya hidup di air tawar.
b)      Nactiluca scinhlluca/Nactiluca miliaris, hidup dilaut, memiliki dua flagel panjang dan pendek, sering bersimbiosis dengan alga. Nactiluca dapat menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari.
c)      Valvox glubator, Hidup diair tawar, merupakan koloni dan beribu-ribu binatang bersel satu dengan masing-masing mempunyai dua flagel. Didalam koloni daoat terbentuk klora baru dan kemudian melepaskan diri dari koloni lama menjadi koloni tersendiri.
d)     Trypanosoma, Mepunyai satu flagel, hidup sebagai parasit pada binatang/manusia, penyebab penyakit tidur. Trypanosoma gambiense di tularkan oleh lalat tse-tse Glaina palpalis, sedangkan Trypanosoma rhadensia, oleg glosima mursitans. Trypanosoma cruzi, penyebab anemia pada anak kecil (Amerika Tengah). Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura pada binatang ternak, Lesmonia denovani, serupa Trypanosoma, penyebab penyakit kala azar (Mesir dan India).
 










3.      Kelas Ciliata/infusona
Hidup di air tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organik. Bentuknya seperti sendal (canela), ada bagian yang dampak di sebelah depan dan memancing di bagian belakang. Terdapat banyak cilia untuk alat gerak dengan cara bergetar. Terdapat trichoecyst mulut, rongga makanan, dan rongga berdenyut, macronucleus, micronucleus, dan sel dubar.
Berkembangbiak secara vegetatif membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah macroncleus yang diikuti sitoplasmanya. Membelah diri dapat terjadi ± tiap 24 jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan vegetatif. Terjadilah pembiakan generatif secara konjugasi yang dimulai pertemuan antara dua individu pada bagian mulut, kemudian terjadi peristiwa selanjutnya macronucleus lenyap, micronucleus membelah secara meiosis menjadi empat, tiga diantaranya lenyap yang satu membelah menjadi dua micronukleus (haploid) dan terjadi tukar-menukar macronucleus diploid, tiap individu memisahkan diri. Micronucleus didalam masing-masing individu akan membelah menjadi tiga kali berturut=turut menjadi delapan, empat diantaranya menjadi macronucleus, tiga lenyap dan satu menjadi micronukleus. Dalam keadaan demikian tiap undividu dan micronuclesnya akan mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat Paramecium baru dengan macronucleus, micronucleus, dan perlengkapan laninnya yang lengkap.
Respirasi dan ekskresi terjadi melalui permukaan tubuhnya (selaput plasma). Tubuhnya dikelilingi oleh pellicle, dibawah pellicle terdapat trichocyst yang akan dikeluarkan jika dirangsang. Trichocyst ini juga berfungsi sebagai alat perlindungan jika diserang oleh musuh.
Sekalipun umumnya hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup ditempat lain, misalnya didalam usus tebal manusia yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguang perut/ Contoh Balantidium coli.
 






            Ciliata memiliki keunikan hidupnya mandiri atau sebagai komensial dalam saluran pencernaan herbovira dan sebagainya. Contoh-contoh spesies dari kelas ciliata adalah
a)      Didenium nasutusa, (Holotricha), merupakan predator didalam ekosistem perairam, dapat menjadi pemangsa Paramecium.
b)      Stentor coeruleus, (Heteroctrotricha), biasanya menetap pada suatu tempat, sekalipun suatu waktu dapat berpindah tempat.
c)      Vorticella companula, (Perittricha), berkerangka luar atau spiral, hidup pada suatu tempat, silia hanya sekitar mulut.
d)     Stylonychia mytilus, (Hipotricha), bentuk seperti siput, silia berkelompok-kelompok merayap didasar kolam, banyak terdapat pada permukaan daun yang terendam air.
e)      Podophrya collim, kerika masih mudah bersilia dan setelah dewasa bertentakel untuk menghisap zat-zat dari mangsanya, juga bertangkai silia yang bersilia ketika muda dan bertangkai, oleh beberapa ahli dimasukkan kedalam kelas tersendiri yaitu kelas suctoria.

4.      Kelas Sporozoa
Sporozoa kurang begitu dikenal dengan baik dibandingkan dengan protozoa lainnya, karena hewan ini tidak terdapat pada kolam atau perairan. Hewan-hewan ini merupakan hewan yang parasit. Siklus hidup dari beberapa sporozoa sangat rumit karena menyangkut beberapa spesies hospes. Contoh yang paling umum untuk dipelajari adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, dikemukakan oleh charles leveran, Ronald Ross, dan Grassi ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Berkembangbiak secara vegetatif didalam tubuh manusia dan generatif didalam tubuh nyamuk. Didalam tubuh nyamuk, gametosit yang terisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan makrogamet. Mikrogamet (ganetosit jantan) bentuk kecil memanjang dengan makrogamet (gametosit betina) bentuk bulat. Perkawinan antara mikro dan makrogamet menghasilkan suatu zygot. Zygot membentuk ookinet didalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet membelah menjadi banyak bagian (sporogoni), Kemudian masing-masing bagian dengan protoplasmanya menjadi sprozoi-sporozoit. Sporozit kemudian meninggalkan gelembung dan menyebar didalam alat pencernaan dan sampai di kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk menusuk/menggigit manusia. Sporozoi akan masuk kedalam tubuh manusia. Didalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel hati (siklus eksoerytrositik). Kemudian menyerang erytrosit (siklus erytrosit) (schizogony) selanjutnya membiak secara vegetatif menjadi merozoit yang disebut sporulasi. Pada sporulasi satu nukleus (inti) mebelah berulang-ulang dan titap-tiap inti yang terjafi diikuti  bagian-bagian sitoplasma. Merozoit menyerang sel darah merah baru dan berulanglah pembiakan  secara vegetatif lagi. Setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang diantara merozoit-merozoit yang telah ada didalam sel-sel darah merah itu ada yang berubah menjadi gametodit (sel kelamin) dan dapat terisapoleh nyamuk bila menggigit penderita, kemudian berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet seperti yang telah dijelaskan diatas.


 








            Kelas Sporozoa memiliki tiga sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus lainnya, perbedaan itu berupa:
a)      Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan faktor biologis, sifat ini terdapat pada gerak Plasmodium.

b)      Genus sporozoa yang hidup didalam intertinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat initerdapat pada genus isospora dan genus Eimarre.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar