“Taksonomi,
Sistematika, dan Klasifikasi Mahluk Hidup”
Klasifikasi
adalah pengelompokkan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam jaringan
tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan
lingkungannya (hirarhinya) yaitu dimulai dari tingkatan yang lebih kecil hingga
ketingkat yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara
mengelompokkan mahluk hidup kedalam golongan tersebut disebut taksonomi atau
sistematik (Sulistyarini, 2009).
Taksonomi
atau sering disebut juga sistematika yang mencakup klasifikasi dan nomenklatur.
Klasifikasi adalah penyusunan jenis-jenis hewan menjadi kelompok-kelompok besar
dan kecil dalam suatu aturan, sedangkan nomenklatur meliputi tata cara
pemberian nama jenis hewan atau kelompok hewan yang akan disusun dalam
klasifikasinya. (Suwignyo.2005).
Berdasarkan
sejarah, pada awalnya tahun 1758 Linates mencatat ada 4.236 hewan, tahun 1858
Agossis dan Bron mencatat 129.370 jenis hewan, dan pada tahun 1911 Pratt
mencatat 522.400 jenis. Jumlah spesies yang terindefikasi terus meningkat dari
tahun ketahun, dan saat ini tercatat lebih dari satu juta spesies hewan, bahkan
mungkin lebih dari dua juta spesies hewan karena setiap waktu ada penemuan spesies
baru (Suwignyo.2005).
Hukum
atau aturan yang memisah-misahakan berbagai hewan dan mahluk hidup lainnya
kedalam kelompok besar dan kelompok kecil, secara irrulah disebut taksonomi
yang berasal dari kata “toxis” berarti susunan dan “nomos” berarti hukum atau
aturan (Suwignyo.2005).
Defenisi
taksonomi adalah ilmu untuk menggolong-golongkan mahluk hidup. Mendefinisikan
taksonomi sebagai suatu kajian teoritik tentang penggolongan termasuk di
dalamnya darsar-dasar, prinsip, cara kerja dan aturan yang berlaku smementara
(Evans.1984) mengatakan bahwa taksonomi juga mencakup penemuan pola-pola yang
ada di dalam suatu keanekaragaman.
Siatemmatika
di defenisikan sebagai kajian keilmuan dan jenis-jenis keragaman mahluk hidup
dan sebagian atau semua hubungan yang terjadi di antara mereka (Simpson 1961).
Pada perkembangannya kata taksonomi dan sistemmatika dering digunakan sebagai
pedoman, dengan pengertian yang sama, klasifikasi di definisikan sebagai cara
atau kerangka kerja yang di gunakan untuk menemukan pola-pola tertentu dalam
suatu keanekaragaman. Kata klasifikasi terkadang dimana di sama artikan dengan
kata identifikasi yang di definisikan sebagai kegiatan untuk mengenali spesies
atau jenis mahluk hidup (Simpson 1961).
Sebagai salah satu cabang ilmu hayati
(biologi) taksonomi dan sistematika dianggap mempunyai peran penting terutama
sebagai alat pengenal spesies mahluk hidup. Oleh karena itu, taksonomi dan
sistematika tidak dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan peran ilmu lain.
Misalnya Morfologi, Anatomi, Genetika, Ekologi, dan Fisiologi (Evans.1984).
Taksonomi
dan sistematika juga dikaitkan dengan perjalanan hidup atau seperti suatu jenis
mahluk hidup (lazim disebut sebagai filagoni). Termaksud hubungannya dengan
faktor-faktor diluar tubuhnya (evans.1984). Modceras (1979), merinci beberapa
pertanyaan yang mungkin mengikuti penemuan spesies baru yaitu
a)
Dimana letak tetuanya ?
b)
Bagaimana hubungan
tetuan mahluk tersebut dengan spesies yang lain (misalnya kedalam genetik) ?.
Urusan Mackuras secara
tidak langsung menjelaskan bahwa sesuatu jenis mahluk hidup selalu terkait
dengan faktor-faktor abiotik dan biotik disekitarnya. Arrnett dan Jacques
(1985). Kemudian juga mengatakan bahwa variasi genetik pada perkembangan suatu
jenis mahluk hidup dapat dipengaruhi oleh faktor genetik di mahluk hidup
(internal) dan lingkungan (eksternal) yang saling berkaitan. Hal-hal tersebut
yang kemudian membentuk sebuah keanekaragaman didalam keseragaman.salah satu
mahluk hidup, misalnya dengan tubuhnya. Variasi spesies berdasarkan daerah
penyebaran dan sebagainya. Tidak ada dua individu, ketika dalam satu spesies
yang sama persis. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor makanan, suhu,
cahaya, kelembaban, dan faktor-faktor eksternal lainnya (sinnat et.al.1958).
A.
Tata
Nama
Tata
nama merupakan cara pemberian nama ilmiah mahluk hidup menurut kode tata nama
1. Binomial
Nomeclatur
Bionomial nomenclatur atau tata nama
binomial adalah suatu aturan pemberian nama spesies. Tata nama Binomial
(binomial berarti nama) merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme
(mahlik hidup) yang terdiri dari dua kata dan sistem taksonomi dengan mengambil
nama genus dan spesies, nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam
bahasa latin atau bahasa lain yang dilahirkan. Aturan ini pada awalnya
ditetapkan untuk fungi tumbuhan dan hewan penyusunnya (caralus lunacus). Namun
demikian, ditetapkan untuk bakteri juga, sebutan yang disepakati untuk nama ini
adalah nama ilmiah (scientify name).
Penemuan organisme pada saat ini diatur
dalam peraturan Indonesia bagi tanaman Botani (ICBN), bagi tumbuhan beberapa
alga, fungi, dan lumut. Bagi hewan dan fosil hewan dan peraturan taksomanual
bagi tatanama zoologi (ICZN) (ICNP). Aturan penamaan biologi khususnya tumbuhan
tidak perlu mengikuti aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya. Peraturan
internasional bagi tanaman budidaya (ICNZP). Contohnya,
Padi :
Oryza sativa
Jagung :
Zea mays
Kucing :
Felix domestico
Macan :
Felis tigris
2. Aturan
Penamaaan Binomial Nomenklatur
Perhatikan bahwa nama mahluk hidup terdiri
atas dua kata dengan pokok peraturan sebagai berkut:
a) Kata
pertama menunjukkan tingkat genus dan kata kedua menunjukkan tingkat spesies
b) Nama
tingkat genus ditulis dengan huruf awal kapital, dan nama tingkat tingkat
spesie ditulis dengan huruf awal huruf kecil.
c) Jika
ditulis dengan huruf tegak kedua kata harus digaris bawah, misalnya Oryza
sativa atau ditulis miring.
d) Apabila
nama terdiri atas lebih dari dua kata maka kata kedua dan berikutnya harus
digabung atau diberi tanda penghubung.
B.
Klasifikasi
Mahluk Hidup
Klasifikasi
mahluk hidup adalah pengelompokkan mahluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat
yang sama dimasukkan kedalam satu kelompok dan bila didalam pengelompokkan
ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi kekelompok lainnya yang
lebih kecil, sehingga akan diperoleh lagi kelompok-kelompok mahluk hidup dengan
jenjang berbeda.
Linaccus
memperkenalkan hirarki (tingkat) takson untuk mengelompokkan mahluk hidup,
(hirarki) takson itu berturut-turut dari tingkat tinggi (umum) hingga rendah
(spesifik) adalah
Kingdom : Kerajaaan
Phylum/Divisio :
Class : Kelas
Ordo : Bangsa
Family : Suku
Genus : Marga
Spesies : Jenis
C.
Sistem
Klasifikasi
Berdasarkan kriteria yang diguakan
sistem klasifikasi mahluk hidup dibedakan menjadi tiga yaitu sistem buatan,
sistem alami, dan sistem filgenik
a) Sistem
Buatan
Mengutamakan tujuan praktis dalam
ikhtiar dunia mahluk hidup, klasifikasi buatan diperkenalkan oleh Corales
Linaccus (1707-1778), dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi,
habitat, dan bentuk serta ukurannya.
b) Sistem
Alam
Mengutamakan sistem alami yang
menghendaki terbentuknya takson yang alami. Klasifikasi ini dikemukakan oleh
Aristoteles pada tahun 350 SM. Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami
artinya suatu penggolongan atau pengelompokkan yang didasarkan pada ciri
morfologi/bentuk tubuh alami sehingga terbentuknya takson-takson alami.
c) Sistem
Filagenik
Didasarkan pada jauh dekatnya beberapa
kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya, sekaligus mencerminkan
perkembangan mahluk hidup filagenik, yang diperkenalkan oleh Charles Darwin
(1859), maka dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi
dan anatomi antar takson, semakin sedikit persamaan maka semakin besar
perbedaan nya berarti makin jauh hubungan kekerabatannya.
D.
Sistem
Klasifikasi 5 Kingdom
Pada tahun 1968 Robert.H.Whittaker
merupakan salah seorang ahli yang mengelompokkan mahluk hidup jadi 5 kingdom,
yaitu monera, protisita, fungi, plantae, serta animalia. Pengelompookan ini
menurut pada susunan sel, langkah mahluk hidup menvukupi makanannya serta
tingkatan mahluk hidup.
Tetapi sistem ini diubah dengan
dipecahnya kingdom monera jadi kingdom aubacteria serta archaebacteria oleh
Corl Woere, sehingga menjadi sistem klasifikasi 6 kingdom.
a) Kingdom
Eubacteria
Beberapa mahluk hidup di kingdom ini bersel
tunggal (unisekuker). Mahluk hidup yang dimasukkan kedalam kingdom eubacteria
mempunyai sel prokariotik. Eubacteria juga dikenal dengan arti bakteri.
b) Kingdom
Archaebacteria
Pada 1977 seorang mikrobiologi bernama
Corl Woere serta peneliti lain dari University of Illmos mendapatkan satu grup
bakteri yang mempunyai ciri unik, serta tidak sama dari bagian kingdom monera
yang lain. Archaebacteria sendiri lebih mendekati mahluk hidup eukariotan jika
dibanding bakteri lain yang disebut prokariota. Archaebacteria biasanya tidak
di lingkungan yang lebih ekstrim.
c) Kingdom
Protista
Mahluk hidup yang dimasukkan dalam
kerajaan ini mempunyai sel uekariotik, Protista mempunyai tubuh yang tersusun
atas satu sel atau banyak sel, namun tak berdiferensiasi. Protista biasanya
mempunyai karakter pada hewan beserta tumbuhan, yang terdiri atas protista
mirip tumbuhan (ganggang), protista mirip jamur, serta protista mirip hewan
(protozoa). Protozoa memiliki klasifikasi menurut sistem alat geraknya yakni
flagellata/mastigophora, ciliata/Infunisiora (paramecium), Rhizopoda/sarcodina
(amoeba) dan sporozoa (plasmodium).
d) Kingdom
Fungi
Fungi mempunyai sel eukariotik, fungi
tidak dapat menciptakan makanannya sendiri (heterotrof) tetapi menyerap zat
organik dari lingkungannya hingga hidupnya berbentuk parasit serta saprofit.
Kingdom ini terdiri dari seluruh jamur, jamur berduri (myxomycota), jamur air
(oomycota).
e) Kingdom
Plantae
Tumbuhan terdiri atas tumbuhan lumut
(bryophyta), tumbuhan Paku (pterydophyta), tumbuhan berbiji terbuka (gynospermae),
serta tumbuhan berbiji tertutup (ongyospermae).
f) Kingdom
Animalia
Hewan mempunyai eukariotik terdiri atas
banyak sel yang sudah berdeferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak mampu
menciptakan makanannya sendiri (heterotrof). Yang termasuk kingdom animalia
adalah seluruh hewan yaitu hewan tak bertulang belakang
(invertebrata/avertebrata) serta hewan bertulang belakang (vertebrata).
E.
Asas
Klasifikasi
Klasifikasi menempatkan bersama-sama
dalam kategori hal-hal yang mirip satu sama lain, sementara hal itu tampaknya
sederhana dalam praktekbya dapat amat sulit.
Pertama-tama menentukan macam-macam
persamaan apa saja yang terpenting unutk tujuan kita. Salah satu pola
klasifikasi yang pertama ialah menempatkan semua bentuk hewan yang hidup
habtatnya sama dalam satu kategori (kimball. 1983).
PHYLUM
PROTOZOA
PHYLUM
PROTOZOA
A.
Karakteristik
Umum
Protozoa berasal dari kata “protos”
artinya pertama dan “zoon” artinya binatang. Protozoa merupakan mikroorganisme
(micros artinya kecil dan organisme artinya mahluk hidup). Besarnya antara
3-100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/basah, bila keadaan
jadi kering maka protozoa akan membut cysta (kristal). Kegiatan hidup dilakukan
oleh sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan
hidup, alat-alat itu misalnya inti (nukleus), butir inti (nucleolus), rongga
(vakuola), dan mitokondria.
Pada umumnya protozoa bersel satu tetapi
ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Umumnya didalam satu sel terdapat
satu inti, tetapi ada beberapa spesies secara vegetatif berkonjugasi karena
individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya sesuai dengan sifat sel
binatang. Umumnya protozoa berdingding selaput plasma tipis, bentuk tubuh
protozoa ada yang selalu berubah-ubah
ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang dengan atau tidak dengan
suatu flagel atau cilia.
Pada zaman purba ada spesies-spesies
yang mampu menyusun kulit/kerangka luar terbentuk dari kapur/kersik. Hal ini
diketahui dari fosil-fosil yang terdapat dalam batu-batu yang berasal dari
zaman kambrium ± 600 juta tahun yang lalu. Spesies yang berkerangka kersik
lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan
fosil-fosil ketika penngeboran tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat
organik merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakan bakteri/mikroorganisme
lain sisa organisma. Di prairan umumnya zooplankton.
Protozoa berarti hewan-hewan yang
pertama, protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaanya, kebanyakan protozoa hanya
dapat dilihat dibawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Senya berflagella dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi
dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Pada beberapa protozoa didalam nukleus
terdapat satu atau beberapa granula yang disebut nukleus. Jumlah nukleus ini
ada yang satu atau lebih dari satu. Bagian dalam dari sitoplasma disebut
endoplasma. Didalam endoplasma ini terdapat nukleus, vakuola makanan,
mitokondria, dan bagian luar dari sitoplasma yang membungkus endoplasma disebut
ektoplasma.
Pada beberapa jenis protozoa didaam
sitoplasma terdapat vakuola berdenyut yang berfungsi unutk tekanan osmotik sel.
Pada bentuk vegetatifnya terdapat selaput tipis semipermiabel yang membungkus
seluruh sel yang disebut membran
plasmaekresi dan mengatur konsentrasi (kadar) zat didalam sitolasma.
Umumnya tidak memiliki dinding sel yang
kuat, tetapi ada juga beberapa jenis yang sudah mampu menyusun cangkang
(kerangka luar) yang terbentuk dari kapur atau kersik. Fosil-fosilnya ditemukan
pada lapisan batuan dari zaman kambrium 600 juta tahun yang lalu dan banyak
dijumpai orang ketika mengebor tanah untuk mencari sumber minyak bumi.
B.
Ciri
Umum Protozoa
Protozoa
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Protozoa
tidak mempunyai dinding sel
2. Termasuk
golongan hewan bersel satu
3. Umumnya
tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
4. Memiliki
alat gerak yaitu berupa pseudopodia (kaki semu), Flagel (bulu cambuk), dan
cilia (bulu getar)
5. Hidup
bebas saprofit atau parasit
6. Eukariotik
atau memmiliki membran nukleus/berinti sejati.
7. Hidup
soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
8. Dapat
membentuk kista untuk bertahan hidup
9. Organisme
mikroskopis yang eukariotik.
C.
Klasifikasi
Protozoa
1.
Kelas
Rhizopoda/sarcodina
(Rhiza = akar, pous = kaki, sarcode =
gumpalan, sarx = daging). Protoplasma rhizopoda dapat menjadi kaki semu (pseudopodia)
untuk bergerak dengan pergerakan amoebid. Hidup di air tawar, di laut dan
parasit pada organisme lain/manusia. Berkembangbiak secara vegetatif dengan
cara membelah diri.
Hidup ditempat basah/berair. Tubuh
terdir atas kulit luar (ektolasma), selaput luar (plasmolemma), bagian dalam
disebut endoplasma yang padanya terdapat inti, rongga makanan, rongga
berdenyut, bagian plasmagel, bagian plasmasol, dan butiran-butiran lemak.
Rongga berdenyut berfungsi sebagai alat cairan supaya nilai osmosis isi sel terpelihara (gel
berkadar air rendah, sol berkadar air tinggi). Bila dari Amoeba diambil intinya, akan segera mati. Tetapi bila diambil
protoplasmamnya akan membentuk protoplasma baru. Amoeba memakan bakteri , alga bersel satu dan mahluk hidup yang bersel
satu lainnya. Makanan dicerna dirongga makanan, sisanya ditinggalkan.
Berkembangbiak secara vegetatif membelah diri didahului dengan pembelahan
intinya. Amoeba mengambil oksigen
untuk pernafasan dan mengeluarkan karbondioksida melalui selaput plasmanya.
Berdasarkan cara hidupnya Amoeba dibedakan
a) Hidup
dilaut tubuh organisme lain/manusia disebut Ecto Amoeba (Ectomoeba). Contohnya Amoeba
proteus
b) Hidup
didalam tubuh organisme lain/manusia disebut Ento Amoeba (Entomoeba). Contohnya Entamoeba
dysenteries, Entamoeba histolicha, di usus halus dan Entamoeba coli penghuni usus besar.
Contoh lain dari kelas
rhizopoda adalah
a) Ascella vulgaris, rangka
luar dari kitin, terdapat diair tawar
b) Dyfflugia corana, rangka
luar mengandung pasir, terdapat diair tawar
c) Foramifera, (Globerina
bulloides) rangka luar dengan zat kapur dengan
celah-celah tempat keluarnya benang-benang protoplasma sebagai kaki semu
(pseudopodia), rangka yang telah kosong mengendap didasar laut merupakan tanah
globerina. Fosil-fosil Foramifera berguna
sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi.
d) Heliozoa (Achtriphrys
sol) rangka luar dari kersik, celah-celah
teratur tempat keluarnya pseudopodia, hidup di air tawar.
e) Radiolaria (Lichnaspis
giltochii) rangka luar dari kersik, bercelah-celah
tempat keluarnya pseudopodia, rangka luar yang telah kosong dan mengendap
merupakan hewan radiolaria yang dimanfaatkan sebagai alat penggosok.
2.
Kelas
Flagellata/mastigophora
Bentuk tubuh
tetap berupa rangka luar, tubuhnya dikelilingi oleh suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellicle,
disebelah luarnya terdapat selaput plasma. Alat gerak berupa bulu cambuk, hidup
di air tawar, laut, atau parasit pada organisme lain/manusia, pembiakan secara
vegetatif dengan membelah diri. Bentuk umu yang dipelajari adalah Euglena tubunhya dampak/timpul dibagian
depan dan runcing dibagian belakang. Didalam protoplasma terdapat nukleus,
Choloroplast dengan pyneroid dan dibagian depan terdapat bintik mata yang
berwarna merah, serta rongga berdenyut. Bintik mata berfungsi untuk mengarahkan
organisme kearah cahaya yang intensitasnya sedang. Pada keadaan yang tidak
menguntungkan Euglena dapat membentuk
kista. Dekat ujung arteiror sebelah bawah terdapat mulut sel (cytostome) yang
diteruskan kedalam gullet cell (cytopharynk). Cytopharyax membesar dibagian
dasarnya membentuk sebuah gelembung yang
isebut reservair.
Contoh-contoh
spesies dari kelas flagellata diantaranya:
a)
Euglena viridis dan Asteria
sp Bila Euglena viridis (berwarna
hijau) dipelihara dan diberi streptanysin, warna hijau akan hilang. Keduanya
hidup di air tawar.
b)
Nactiluca scinhlluca/Nactiluca miliaris,
hidup dilaut, memiliki
dua flagel panjang dan pendek, sering bersimbiosis dengan alga. Nactiluca dapat menyebabkan laut tampak
bercahaya pada malam hari.
c)
Valvox glubator, Hidup diair tawar, merupakan koloni dan
beribu-ribu binatang bersel satu dengan masing-masing mempunyai dua flagel.
Didalam koloni daoat terbentuk klora baru dan kemudian melepaskan diri dari
koloni lama menjadi koloni tersendiri.
d)
Trypanosoma, Mepunyai satu flagel, hidup sebagai parasit pada
binatang/manusia, penyebab penyakit tidur. Trypanosoma
gambiense di tularkan oleh lalat tse-tse Glaina palpalis, sedangkan Trypanosoma
rhadensia, oleg glosima mursitans. Trypanosoma
cruzi, penyebab anemia pada anak kecil (Amerika Tengah). Trypanosoma evansi, penyebab penyakit
sura pada binatang ternak, Lesmonia
denovani, serupa Trypanosoma, penyebab
penyakit kala azar (Mesir dan India).
3.
Kelas
Ciliata/infusona
Hidup di air
tawar yang banyak mengandung bakteri atau zat-zat organik. Bentuknya seperti
sendal (canela), ada bagian yang dampak di sebelah depan dan memancing di
bagian belakang. Terdapat banyak cilia untuk alat gerak dengan cara bergetar.
Terdapat trichoecyst mulut, rongga makanan, dan rongga berdenyut, macronucleus,
micronucleus, dan sel dubar.
Berkembangbiak
secara vegetatif membelah diri secara transversal, dimulai dengan membelah
macroncleus yang diikuti sitoplasmanya. Membelah diri dapat terjadi ± tiap 24
jam. Setelah terjadi beberapa kali pembiakan vegetatif. Terjadilah pembiakan
generatif secara konjugasi yang dimulai pertemuan antara dua individu pada
bagian mulut, kemudian terjadi peristiwa selanjutnya macronucleus lenyap,
micronucleus membelah secara meiosis menjadi empat, tiga diantaranya lenyap
yang satu membelah menjadi dua micronukleus (haploid) dan terjadi tukar-menukar
macronucleus diploid, tiap individu memisahkan diri. Micronucleus didalam
masing-masing individu akan membelah menjadi tiga kali berturut=turut menjadi
delapan, empat diantaranya menjadi macronucleus, tiga lenyap dan satu menjadi
micronukleus. Dalam keadaan demikian tiap undividu dan micronuclesnya akan
mengadakan pembelahan dua kali berturut-turut hingga menjadi empat Paramecium baru dengan macronucleus,
micronucleus, dan perlengkapan laninnya yang lengkap.
Respirasi dan
ekskresi terjadi melalui permukaan tubuhnya (selaput plasma). Tubuhnya
dikelilingi oleh pellicle, dibawah pellicle terdapat trichocyst yang akan
dikeluarkan jika dirangsang. Trichocyst ini juga berfungsi sebagai alat
perlindungan jika diserang oleh musuh.
Sekalipun
umumnya hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup ditempat lain, misalnya
didalam usus tebal manusia yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan gangguang
perut/ Contoh Balantidium coli.
Ciliata
memiliki keunikan hidupnya mandiri atau sebagai komensial dalam saluran
pencernaan herbovira dan sebagainya. Contoh-contoh spesies dari kelas ciliata
adalah
a)
Didenium nasutusa, (Holotricha), merupakan predator didalam
ekosistem perairam, dapat menjadi pemangsa Paramecium.
b)
Stentor coeruleus, (Heteroctrotricha), biasanya menetap
pada suatu tempat, sekalipun suatu waktu dapat berpindah tempat.
c)
Vorticella companula, (Perittricha), berkerangka luar atau
spiral, hidup pada suatu tempat, silia hanya sekitar mulut.
d)
Stylonychia mytilus, (Hipotricha), bentuk seperti siput,
silia berkelompok-kelompok merayap didasar kolam, banyak terdapat pada
permukaan daun yang terendam air.
e)
Podophrya collim, kerika masih mudah bersilia dan setelah
dewasa bertentakel untuk menghisap zat-zat dari mangsanya, juga bertangkai
silia yang bersilia ketika muda dan bertangkai, oleh beberapa ahli dimasukkan
kedalam kelas tersendiri yaitu kelas suctoria.
4.
Kelas
Sporozoa
Sporozoa kurang
begitu dikenal dengan baik dibandingkan dengan protozoa lainnya, karena hewan
ini tidak terdapat pada kolam atau perairan. Hewan-hewan ini merupakan hewan
yang parasit. Siklus hidup dari beberapa sporozoa sangat rumit karena
menyangkut beberapa spesies hospes. Contoh yang paling umum untuk dipelajari
adalah Plasmodium yang menyebabkan
penyakit malaria, dikemukakan oleh charles leveran, Ronald Ross, dan Grassi
ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Berkembangbiak
secara vegetatif didalam tubuh manusia dan generatif didalam tubuh nyamuk.
Didalam tubuh nyamuk, gametosit yang terisap nyamuk akan berubah jadi mikro dan
makrogamet. Mikrogamet (ganetosit jantan) bentuk kecil memanjang dengan
makrogamet (gametosit betina) bentuk bulat. Perkawinan antara mikro dan
makrogamet menghasilkan suatu zygot. Zygot membentuk ookinet didalam dinding
usus nyamuk. Inti ookinet membelah menjadi banyak bagian (sporogoni), Kemudian
masing-masing bagian dengan protoplasmanya menjadi sprozoi-sporozoit. Sporozit
kemudian meninggalkan gelembung dan menyebar didalam alat pencernaan dan sampai
di kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk menusuk/menggigit manusia. Sporozoi akan
masuk kedalam tubuh manusia. Didalam tubuh manusia sporozoit akan menyerang sel
hati (siklus eksoerytrositik). Kemudian menyerang erytrosit (siklus erytrosit)
(schizogony) selanjutnya membiak secara vegetatif menjadi merozoit yang disebut
sporulasi. Pada sporulasi satu nukleus (inti) mebelah berulang-ulang dan
titap-tiap inti yang terjafi diikuti
bagian-bagian sitoplasma. Merozoit menyerang sel darah merah baru dan
berulanglah pembiakan secara vegetatif
lagi. Setelah pembiakan vegetatif terjadi berulang-ulang diantara
merozoit-merozoit yang telah ada didalam sel-sel darah merah itu ada yang
berubah menjadi gametodit (sel kelamin) dan dapat terisapoleh nyamuk bila
menggigit penderita, kemudian berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet seperti
yang telah dijelaskan diatas.
Kelas
Sporozoa memiliki tiga sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus
lainnya, perbedaan itu berupa:
a)
Genus
sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan faktor biologis,
sifat ini terdapat pada gerak Plasmodium.
b)
Genus
sporozoa yang hidup didalam intertinal dan tidak memerlukan vektor biologis,
sifat initerdapat pada genus isospora dan genus Eimarre.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar